-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra: Anies Baswedan Tidak Masuk Radar Pilgub DKI 2024

Sabtu, 25 Mei 2024 | Mei 25, 2024 WIB Last Updated 2024-05-25T02:32:51Z
Anies Baswedan bersama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: istimewa)

Sinar Medan.id | Jakarta

Partai Demokrat blak-blakan, ogah mempertimbangkan untuk mengusung eks Gubernur DKI Anies Baswedan maju lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024. 

Apakah Anies bisa dipastikan mendapat tiket pencalonan yang cukup dari parpol, sehingga bakal kembali berhadap-hadapan dengan Partai Demokrat seperti pada 2017 silam.

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra 41 menjelaskan, pihaknya tengah mempertimbangkan sejumlah nama untuk Pilkada Jakarta. 

Herzaky mengatakan, dari sejumlah sosok yang didalami, nama eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak termasuk di dalamnya.

"Jakarta ini strategis, jadi barometer banyak hal. Berpengaruh bagi banyak daerah, kita maunya yang jadi pemimpin Jakarta, benar-benar memikirkan dan peduli dengan warga Jakarta. Fokus mengurus Jakarta, bukan sekadar menjaga nama tetap jadi perhatian publik ataupun meningkatkan popularitas untuk 2029," tutur Herzaky dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/5/2024).

Herzaky mengungkapkan, hingga saat ini nama Anies tidak masuk radar Partai Demokrat.

"Anies? Tidak. Tidak masuk radar kami," imbuhnya.

Pecah Kongsi Anies dan AHY di Pilpres 2024

Konflik antara Partai Demokrat dan Anies, muncul usai Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) diputuskan menjadi Cawapres Anies. 

Saat itu, Demokrat mengungkapkan fakta di balik layar berisi surat Anies telah memutuskan Ketum Partai Demokrat Agus Harimutri Yudhoyono (AHY) sebagai pasangannya di Pilpres 2024.

Tak terima dengan keputusan Anies bersama dua partai pengusungnya, NasDem dan PKS, Partai Demokrat akhirnya meninggalkan Koalisi Perubahan itu. Sebagai gantinya, PKB masuk ke koalisi mengusung paslon Anies-Cak Imin di Pilpres 2024.

"Rentetan peristiwa yang terjadi, merupakan bentuk Pengkhianatan terhadap semangat perubahan, Pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol juga Pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," beber Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023) lalu.

Riefky menyampaikan bahwa sebelum terbongkar duet Anies-Cak Imin, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuliskan surat untuk AHY. Isi surat itu, meminta AHY agar menjadi Cawapres Anies.

"Inti surat tersebut ialah, untuk meminta secara resmi agar Ketum AHY bersedia menjadi Cawapresnya," ujar Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya.

Riefky menambahkan, surat Anies ke AHY itu dikirim dalam bentuk tulisan tangan yang ditandatangani. Surat itu diterima, pada 25 Agustus 2023 lalu.

Berikut ini surat Anies ke AHY:

Mas AHY Yth

Semoga dalam keadaan sehat, tetap produktif dan selalu dalam kesehatannya.

Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan, agar Mas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024.

Teriring salam hormat.

AHY dan Anies, pernah bersaing pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Tahun 2017. Pada Pilgub DKI 2017, ada 3 pasangan calon. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Djarot Syaiful Hidayat, dan AHY bersama Sylviana Murni.

Namun, saat itu, suara yang diraup AHY-Sylviana Murni jauh tertinggal dari kubu rival. Pilgub DKI pun mengalami putaran kedua antara Anies-Sandi dan Ahok-Djarot.

AHY pun mengakui kekalahannya, dalam konferensi pers di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2017) silam.

AHY menyatakan, dia menerima kekalahan ini dengan sikap kesatria dan lapang dada serta mengucapkan selamat ke pesaingnya. Ucapan selamat itu juga, disampaikan lewat sambungan telepon.

PD pertimbangkan Budi Djiwandono, Ridwan Kamil hingga Sudirman Said di Pilgub DKI 2024.

Herzaky mengutarakan, pihaknya mempertimbangkan nama dari eksternal partai untuk diusung, seperti Waketum Partai Gerindra Budi Djiwandono, eks Menteri ESDM Sudirman Said hingga Waketum Golkar sekaligus eks Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.

"Kalau eksternal, kami lihat Budi Djiwandono dari Gerindra, anggota DPR RI dari Kaltim. (Budi) sukses pimpin Tim Bravo TKN pas Pilpres 2024 lalu. Kita juga mencermati Ridwan Kamil Golkar, kuat ini Jakarta kalau beliau mau maju di sini. Lalu, ada Pak Sudirman Said, beliau ini sangat kompeten leadership, manajerial, kompetensi teknisnya," ujar Herzaky, Jumat (24/5/2024) kemarin.

Herzaky mengucapkan, nama-nama yang tengah dipertimbangkan berasal dari internal dan eksternal Partai Demokrat. Untuk pihak internal, ada nama mantan Bupati Lebak Iti Jayabaya, mantan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana hingga anggota DPRD Provinsi Jakarta Ali Suharli.

"Kalau dari dalam, ada beberapa nama. Di antaranya Teh Iti Jayabaya mantan Bupati Lebak, Teh Cellica Nurrachadiana mantan Bupati Karawang dari srikandi Demokrat. Ali Suharli, anak muda anggota DPRD Provinsi Jakarta. Dan beberapa nama lainnya," pungkasnya.

(SM - Redaksi/Det)
×
Berita Terbaru Update