-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Puncak Kunjungan Wisata di Karo Diprediksi Akhir Pekan Ini

Jumat, 12 April 2024 | April 12, 2024 WIB Last Updated 2024-04-12T08:08:15Z
Sinar Medan.id | Karo

Destinasi wisata di Kabupaten Karo, mulai mengalami lonjakan kunjungan pada momen libur Lebaran. Peningkatan kunjungan, sudah tampak saat H+2 Lebaran.

Foto: istimewa

"Saya melihat sudah ada lonjakan kunjungan wisatawan ke Karo mulai semalam saat H+2," ungkap Kadis Pariwisata Kabupaten Karo, Munarta Ginting, Jumat (12/4/2024).

Munarta menyebut, destinasi wisata di Kawasan Berastagi masih menjadi primadona bagi para pengunjung, khususnya dari Kota Medan maupun Deli Serdang.

"Yang paling favorit itu, destinasi di Berastagi dan penyangganya, misalnya di vihara di Berastagi dan juga hotel di Kota Berastagi dan menikmati berwisata di Pasar Buah Berastagi. Berastagi masih menjadi favorit karena secara amenitas, di Berastagi yang tersedia misalnya akomodasi, kulinernya, semua kan ready-nya itu Berastagi dan penyangganya makanya masih di situ idola dari para wisatawan," ujarnya.

"Berastagi penyanggah itu kan ada yang sampai Air Panas Sidebu-debu, itu bagian Berastagi penyangga. Ada yang sampai Gundaling Farm itu yang jadi puncak pariwisata, kemudian sebagian besar masuk ke Kecamatan Merek itu di daerah Gajah Bobok," lanjut Munarta.

Terkait kunjungan wisatawan, Munarta memprediksi puncak kunjungan wisatawan ke Karo akan berlangsung pada akhir pekan ini.

"Saya prediksi, mungkin sampai Senin depan masih masih membludak sampai berakhirnya libur Idul Fitri ini. Mungkin pengunjung yang sudah paham dia akan ambil kesempatan berwisata pada pasca libur, mereka lebih pilih hindari kemacetan atau crowded pengunjung. Puncaknya bakal terjadi di weekend ini," tutur Munarta.

Dengan adanya potensi lonjakan kunjungan wisata, Munarta meminta para pengendara yang bergerak menuju destinasi tujuan wisata di Karo dapat tertib berlalu lintas untuk menghindari antrean yang mengular.

"Kita juga imbau agar para wisatawan secara tertib untuk mengantre, karena itu yang jadi permasalahan, arus lalu lintas itu selalu sorong-menyorong sehingga terjadi kemacetan. Kalau kira budayakan tertib, mungkin arus normal 2,5 jam okelah karena ada kepadatan arus lalu lintas mungkin 3,5 jam itu sudah sampai tujuan. Tapi karena ketidaksabaran pengendara akhirnya arus lalu lintas jadi terganggu dan saling sorong sehingga dari bawah sudah berapa lapis, dari Karo berapa lapis, itulah yang mengakibatkan 8-10 jam perjalanan menuju Berastagi," pungkasnya.

(SM - Redaksi/Det)
×
Berita Terbaru Update