Foto: istimewa
SINAR MEDAN | CILEGON
Usai kalah sebagai Calon Legislatif (Caleg) di Cilegon, Sumedi Madasik, memutus aliran air bersih ke warga Cisuru, Suralaya. Sumedi menyebut, dia selama 5 Tahun nombok biaya listrik pompa air.
"Kenapa saya setop dulu, karena selama ini saya menyubsidi pembayaran listrik besar sekali. Jadi karena saya habis nyalon, uang pun keluar banyak. Untuk menyubsidi seterusnya, saya tidak mampu," kata Sumedi, Kamis (14/3/2024).
Aliran air warga di Cisuru, Suralaya, Cilegon, diputus oleh Sumedi sepekan setelah hari pencoblosan Pemilu 2024 kemarin. Sumedi merupakan Caleg dari PKS Dapil 4, yang gagal meraih kursi DPRD Cilegon.
Sumedi menuturkan, sejak Tahun 2019, dirinya mengalirkan air sejauh 2 Kilometer dari tempat tinggalnya ke permukiman warga di bukit. Air dari sumur bor miliknya itu, kemudian dipompa ke pemukiman warga.
Sumedi mengatakan, ada kesepakatan dengan warga di mana dipungut biaya Rp10 Ribu per kubik air yang diambil dari sumur bor miliknya. Rinciannya, Rp5.000 diserahkan ke Sumedi, sementara Rp5.000 lagi masuk ke kas warga untuk perawatan mesin pompa.
"Sejak Tahun 2019 pada bulan Maret, mulai dialirkan jaraknya juga jauh dari titik sumur bor 2 Km ke masyarakat. Kebetulan posisinya nanjak, sehingga menggunakan pompa satelit 5PK dengan tegangan 35 Volt. Saya minta untuk membantu bayar listrik nggak apa-apa deh per kubik Rp5.000, tapi silakan kalau dipasang Rp10 ribu yang Rp5.000 buat income masyarakat sendiri saya tetep minta Rp5.000 per kubik," bebernya.
Hasil kesepakatan itu, berjalan sekitar 5 Tahun. Sumedi menururkan, setiap bulan hasil pembayaran warga yang memanfaatkan air sumur bor dari rumahnya itu berkisar Rp1,5-2 Juta.
"Sementara saya bayar listrik Rp4 juta sampai Rp 4,5 Juta per bulan, itu pun masyarakat yang terkumpul dari masyarakat itu paling Rp1,5 Juta sampai Rp2 Juta yang saya terima karena yang Rp5.000 masuk dana kas masyarakat," bebernya.
Setiap bulan, Sumedi mengklaim menyubsidi biaya listrik karena tak cukup hanya dari iuran warga yang hanya terkumpul setengahnya dari total biaya tagihan listrik.
"Setiap bulan saya menyubsidi saya harus nombokin Rp2-2,5 Juta per bulan, selama sekian tahun," katanya.
Berdasarkan salinan dokumen formulir Model D Hasil yang diterima, Sumedi Madasik bertarung di Dapil Kota Cilegon 4 yang meliputi Kecamatan Pulomerak dan Gerogol. Sumedi bertarung dengan nomor urut 8 dari PKS.
Sumedi Madasik, memperoleh 635 suara di Pulomerak dan 51 suara di Gerogol. Total suara yang diperoleh Sumedi Madasik yakni 686 suara.
Di internal PKS, Sumedi menjadi Caleg ketiga dengan perolehan suara terbanyak. Dia kalah dari caleg PKS Jazuli yang meraup 1.473 suara serta Aam Amarulloh dengan 1.401 suara.
(SM - Redaksi/Det)