-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

58 Orang di Nisel Terjangkit Wabah Malaria, 3 Meninggal Dunia

Kamis, 28 Maret 2024 | Maret 28, 2024 WIB Last Updated 2024-03-28T12:01:04Z
Foto: istimewa 

SINAR MEDAN | NISEL

Wabah malaria terjadi di Pulau Simuk, Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara (Sumut). Sebanyak 58 orang warga terjangkit dan 3 orang meninggal dunia.

"58 itu yang terjangkit, yang meninggal 3 orang," kata Plt Kadis Kominfo Kabupaten Nias Selatan Ridho Aeska, Kamis (28/3/2024).

Ridho mengatakan, data tersebut berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Jumlah data korban terjangkit dan meninggal tersebut, didapatkan terakhir tanggal 27 Maret.

"Tentu dari Dinkes, tapi ini hasil dari pemeriksaan terakhir kemarin, iya sekitaran Tanggal 27," ucapnya.

Ia menyampaikan, penyakit malaria sudah biasa terjadi di Nisel. Malaria terjadi setiap tahun, dan sudah biasa mewabah.

"Kalau Malaria di Nias Selatan biasa itu, sudah memang penyakit di sini. Cuma mewabah seperti ini sebenarnya pun biasa, cuma karena baru kali ini ada yang terekspos seperti ini artinya sampai 3 orang (meninggal), tapi kalau yang namanya penyakit malaria tiap tahun orang kena karena di sini memang daerahnya, daerah malaria daerah nyamuk itu," lanjutnya.

Pulau Simuk di Nisel, merupakan salah satu pulau terdepan dan terluar yang ada di Indonesia. Setiap tahun, terjadi malaria dan ada musimnya.

"Terdepan dan terluar lah, Simuk ini termasuk dari salah satu pulau dari sedikit pulau di Indonesia yang paling luar. Pokoknya tiap tahun pasti ada malaria itu aja, ada musimnya itu," ujarnya.

Fasilitas kesehatan di Pulau Simuk, sudah memadai dan tersedia obat-obatan serta tenaga medis. Namun masyarakat setempat yang masih percaya kepada dukun-dukun, menyebabkan penanganan terlambat.

"Ya memadai, di Simuk itu memadai ada Puskesmas di situ. Masyarakat ini kan kalau sakit, banyak ke dukun barulah ke Puskesmas itu pun bukan mereka yang datang yang dibawa orang ke puskesmas sehingga masuknya seperti itu ada terlambat penanganan. Terlambat penanganan, karena masyarakatnya juga terlambat datang. Karena memang di sini jangankan di Nias Selatan atau di kepulauan, di seluruh Nias ini malaria itu memang penyakit rutin mau kita fogging mau gimana pun memang apa dia habitatnya sama kaya di Papua," tutupnya.

(SM - Redaksi/Det)
×
Berita Terbaru Update