Penulis: Redaksi
SINAR MEDAN | PEKANBARU
Polri melalui Polda Riau, memberikan bantuan sebanyak 1 Ton beras kepada korban banjir di wilayah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau.
Bantuan tersebut, diserahkan Wakapolda Riau Brigjen Kasihan Rahmadi saat melakukan kunjungan ke warga yang terkena banjir di Rohul, pada Selasa (2/1) kemarin.
Bantuan sembako ini, sebagai langkah kemanusiaan dalam situasi darurat.
Selain 1 Ton beras, polisi juga memberikan 1.000 bungkus makanan siap saji, 500 kotak mie instan, 250 Liter minyak goreng, 50 papan telur, 150 kotak mie instan dan 100 paket sembako.
Lalu, posko banjir telah didirikan di dua lokasi, yaitu di wilayah Rambah dan Kunto Darussalam dan 12 dapur umum yang tersebar di beberapa kecamatan untuk memberikan bantuan makanan kepada warga terdampak.
Saat menyerahkan bantuan, Wakapolda Riau Brigjen Kasihan Rahmadi menegaskan bahwa, pentingnya netralitas seluruh anggota kepolisian dalam mengamankan pemilu, meskipun ada keluarga yang terlibat sebagai calon legislatif.
Netralitas ini penting untuk mencegah kemunculan isu negatif terhadap kepolisian.
"Dalam pengamanan pemilu, kepolisian harus tetap netral, tanpa memihak kepada siapapun meskipun ada anggota kepolisian yang memiliki hubungan dengan calon legislatif. Hal ini perlu dijunjung tinggi agar tidak muncul kesan negatif terhadap institusi kepolisian," tegasnya.
Wakapolda juga menyampaikan bahwa, BMKG memperkirakan adanya peningkatan curah hujan pada Februari.
Terdapat potensi gangguan alam terhadap jalannya pemilu, terutama di beberapa wilayah yang masih tergenang banjir.
"Kondisi banjir di beberapa wilayah, seperti Kecamatan Bonai, Tambusai Kunto Darussalam, dan daerah lainnya mempengaruhi jalannya pemilu,” lanjutnya.
Brigjen Rahmadi membeberkan, akses jalan menuju beberapa desa tidak bisa dilalui.
“Kami telah berdiskusi dengan Forkompinda untuk merencanakan strategi alternatif jika banjir tidak surut hingga hari pencoblosan," beber Rahmadi.
Wakapolda menambahkan, kepolisian sudah menyiapkan strategi alternatif, termasuk kemungkinan pemindahan Tempat Pemungutan Suara (TPS) serta pengamanan ekstra untuk mengantisipasi gangguan yang mungkin terjadi.
Strategi ini sebagai bagian dari cooling system, bagian dari upaya Polri untuk menciptakan situasi pemilu yang aman dan damai.
“Kami ingin memberikan rasa aman kepada masyarakat serta memastikan pemahaman mereka terhadap pemilu ini. Juga, cooling system ini menjadi bagian dari pengawasan terhadap anggota kepolisian untuk memastikan netralitas mereka," tandasnya.
(SM - Redaksi/jpnn)