Penulis: Redaksi
SINAR MEDAN | BUKITTINGGI
Polda Sumatera Barat (Sumbar), berhasil mengungkap peredaran narkoba di Kota Bukittinggi. Barang bukti sebanyak 41,4 Kg sabu disita dari 8 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kapolda Sumbar, Irjen Teddy Minahasa Putra SH SIK menyebutkan, pengungkapan berawal dari informasi masyarakat terkait adanya peredaran narkoba jenis sabu di Kota Bukittinggi.
Sejak sepekan terakhir, jajaran Satres Narkoba Polda Sumbar dan Polres Bukittinggi melakukan perburuan tersangka sehingga menemukan barang bukti sebanyak itu.
"Pengungkapan penyalahgunaan narkoba jenis sabu sebesar 41,4 Kg ini, adalah capaian terbesar dalam sejarah sejak berdirinya Polres Bukittinggi, maupun Polda Sumatera Barat," ujar Teddy Minahasa Putra di Polres Bukittinggi, Sabtu (21/5/2022) siang.
Adapun 8 orang tersangka yang berhasil ditangkap yakni AH alias Adi (24), DF alias Ferdi (20), RP alias Baron (27), IS alias Wang (37), AR alias Arif (34), MF (25) , AB alias Arif (29) dan NS alias Jaru (39).
"Kalau melihat gaya dan bentuk distribusinya, tak tertutup kemungkinan ini dari luar (negeri)," tuturnya.
Para tersangka, dijerat dengan sejumlah pasal tentang narkotika. Ancaman hukumannya mulai dari penjara 6 Tahun, 20 Tahun, hingga penjara seumur hidup dan hukuman mati.
"Para tersangka ini, ada yang berperan sebagai pengguna dan pengedar maupun pengedar dan bandar besar. Kita kenakan pasal UU No 35 Tahun 2009 tentang narkotika Pasal 114 Ayat (2). Dimana sebagai pengedar dia, hukumannya yang pertama hukuman mati, penjara seumur hidup, penjara sedikitnya 6 Thun dan paling lama 20 Tahun penjara," jelas Teddy.
Teddy menjelaskan, pengungkapan kasus sabu terbesar sebelumnya adalah pada Tahun 2020 lalu oleh Polres Payakumbuh, dimana ada 7 Kilogram barang bukti diamankan.
"Tahun 2020 oleh Polres Payakumbuh. Saat itu ada 7 Kilogram sabu yang kita amankan," tuturnya.
Selain 8 orang yang berhasil ditangkap, polisi masih memburu satu orang lain terlibat di kasus ini.
"Petugas masih mengejar tersangka lain, kita masih melakukan pengembangan," pungkasnya.
(SM - Red)
